Uncategorized

Piramida Jiwa Alam

Atmosferku kalut marut
Padam jiwanya, rusak kalamnya
O, sungguh Tuhan t’lah memperingati, dahulu sekali
Mencakapi setiap keengkauanku melalui rakaat pada sepertiga malam
Muka kita dikuliti, sedang kaki mengajak berlari dan mengumpat di balik stupa
Mata kita jelalatan di alam ketapakan
Tunas-tunas madu kehidupan pergi dan sulit terganti
Ruh-ruh perawan hendak mati
Kemana mau berlari?

Daun-daun hijau berguguran, mengering dan renyah bila kau meremasnya
Di samping pohon tua ini, kita berkelakar-bersandar-bernalar tentang masa depan dunia
Cahaya matahari tampaknya sulit berkompromi, tahu bahwa di balik embusan angin yang mulai memanas, ada wajah yang masih bersedia diintip kepolosannya
Rerumputan mulai basah menangisi aku-ku yang sudah mulai menua
Ingin segera kembali pada pencintanya

5 thoughts on “Piramida Jiwa Alam”

Leave a comment