Uncategorized

Memperluas Kosakata dalam Menulis

#tipsmenulis

STUCK MENULIS?! Sekarang enggak lagi.
Hal yang paling sering dijumpai oleh penulis adalah situasi ketika kehilangan ide dalam menulis. Terutama bagi penulis pemula, mungkin akan menjadi hal yang menakutkan apabila tulisannya menjadi gatot alias gagal total akibat kebingungan hendak menulis apa lagi.

Menjadi seorang penulis sangat penting untuk memperbanyak perbendaharaan kata. Para penyair biasanya sering memainkan kata-kata dalam karyanya dengan tujuan agar pembaca tidak bosan dengan kata-kata yang bisa dibilang mainstream.

Berikut ini ada tips sederhana yang mudah dan asyik untuk memperluas perbendaharaan kata.
Pertama, ambil tiga atau empat kata dasar yang akan dikembangkan. Contoh:
Jalan, berjalan, menjalani, menjalankan
Suka, disukai, menyukai
Makan, dimakan, memakan
Rusak, dirusak, merusak

Kedua, setelah mengembangkan beberapa kata dasar seperti di atas, bisa dilihat kalau sebelumnya kita hanya memiliki empat kata, sekarang menjadi tiga belas kata. Dari kata-kata tersebut, sekarang bisa dimasukkan ke dalam tulisan. Perhatikan bait puisi di bawah ini.

Mereka Masa Depan

Dia berjalan
Alam berlalu dengan semestinya
Di bawah bulan yang disukai
Dan malam menepis angin
Jantungnya dimakan dingin

Esoknya dia berkelana
Menuju padang savana
Tuhan + para malaikat ikut menyaksikan
Menjemput sisa harapan yang dirusak ketidaksetiaan
Dan peluang yang dimakan bersamaan

Cikarang, 5 Mei 2017

Dari tiga belas kata, kini menjadi dua bait puisi. Semoga tips ini bisa membantu kawan-kawan penulis untuk mendapatkan kembali idenya.
Semangat menulis!

Uncategorized

Menulis Buruk; Pengalaman yang Berharga

Menulis Buruk 2


“Orang yang tidak pernah melakukan kesalahan biasanya tidak menghasilkan apa-apa.”
–Edward John Phelps (1822-1900), Diplomat dan Ahli Hukum Amerika

Saat itu saya sedang membaca buku yang berjudul Creative Writing karya A.S. Laksana di Perpustakaan Daerah, Cikarang Utara. Ada salah satu bab dalam buku tersebut yang menurut saya menarik, yaitu tentang “Menulis Buruk”. Sebelumnya yang saya ketahui hanya istilah menulis kreatif, menulis indah, menulis cepat, dan lain-lain. Namun, kali ini berbeda dengan menulis buruk.

Seperti para penulis lainnya, A.S. Laksana mengungkapkan bahwa untuk menjadi penulis yang baik dan memiliki karya yang bagus sudah barang tentu memerlukan latihan yang disiplin dengan menulis, menulis dan menulis.

Kembali pada bahasan “Menulis Buruk”, saya sempat bingung dengan maksud dari hal tersebut. Apakah saya akan diarahkan untuk menulis sesuatu yang berantakan, sehingga tulisan saya tampak buruk? Well, jika tulisan saya yang terdahulu dibandingkan dengan tulisan saya yang sekarang, maka akan terlihat perbedaannya yang jauh sekali.

Saya percaya dengan istilah “Kuantitas Menumbuhkan Kualitas”. Kenapa demikian? Semakin banyak menulis, saya akan terlatih dengan sendirinya. Tapi, jangan pernah lupakan untuk mendisiplinkan diri dalam aktivitas membaca.

“Pembaca yang baik memiliki kekayaan imajinasi, ingatan, kosakata, dan sejumlah kepekaan artistic” –Vladimir Nabokov (1899-1977), Penulis Amerika

Semakin banyak membaca, saya yakin kalau saya tidak akan mudah kehilangan ide dalam menulis. Di zaman yang semakin canggih seperti ini, mudah bagi saya untuk akses segala sesuatu yang berhubungan dengan teori kepenulisan. Yang membedakan adalah kemauan untuk berlatih—menulis.

Semakin banyak meningkatkan kuantitas menulis, semakin berkembang kualitas menulisnya. Kalau A.S Laksana saja pernah mengalami yang namanya menulis buruk, yaitu ketika pertama kali ia menulis. Kala itu, ia langsung mendisiplinkan diri untuk membuat outline atau kerangka tulisan sebelum menulis. Dengan tujuan agar tulisannya lebih terarah dan rapi. Bahkan outline pertamanya saja berantakan, berikut yang ia tuturkan dalam bukunya yang berjudul Creative Writing.

Jadi, menurut saya setiap penulis pasti mengalami proses menulis buruk—proses yang mengantarkan mereka pada suatu kondisi yang membuat diri para penulis untuk disiplin menulis, serta mengkualitaskan tulisan. Menulis buruk adalah proses yang lebih baik dilakukan daripada tidak menulis sama sekali. Setuju?

Uncategorized

Piramida Jiwa Alam

Atmosferku kalut marut
Padam jiwanya, rusak kalamnya
O, sungguh Tuhan t’lah memperingati, dahulu sekali
Mencakapi setiap keengkauanku melalui rakaat pada sepertiga malam
Muka kita dikuliti, sedang kaki mengajak berlari dan mengumpat di balik stupa
Mata kita jelalatan di alam ketapakan
Tunas-tunas madu kehidupan pergi dan sulit terganti
Ruh-ruh perawan hendak mati
Kemana mau berlari?

Daun-daun hijau berguguran, mengering dan renyah bila kau meremasnya
Di samping pohon tua ini, kita berkelakar-bersandar-bernalar tentang masa depan dunia
Cahaya matahari tampaknya sulit berkompromi, tahu bahwa di balik embusan angin yang mulai memanas, ada wajah yang masih bersedia diintip kepolosannya
Rerumputan mulai basah menangisi aku-ku yang sudah mulai menua
Ingin segera kembali pada pencintanya

Uncategorized

Sastra Si Pecandu Buku

Haus akan dunia literasi
Nyawa-nyawa berambisi
Isi kepala penuh imajinasi
Oh, sungguh aku berinteraksi pada zona edukasi

Mataku seolah menikmati kenyamanan
Menyapu helai demi helai lembaran
Khusyuk dalam pusaran makna
Menuju diri yang sempurna

Aku,
Si pecandu buku
Penikmat rindu semesta kata
Enyak di bawah ilmu pengetahuan serta-merta
Tak pelak melirik bejana waktu
Aku menikmati anugerah ini

Cikarang, 3 Mei 2017

Uncategorized

INFO: Peserta Lomba Menulis Cerpen “Sisi Lain”

Halo, Kakak penulis yang hebat dan menghebatkan.
Berikut adalah nama peserta Lomba Menulis Cerpen “Sisi Lain” yang diselenggarakan oleh Fiction Project Community:

1 Abidah Khairunnisa
2 Aditya Wardani
3 Adnin Faathir Dars Hats
4 Afendra
5 Afrida Rusmila Dewi
6 Agistina Sekarini K
7 Ahmad Ali Khumaini
8 Ainur Ridho
9 Alvi Lailatil Qodriatus Sholihah
10 Amir Mujahid
11 Ana Risma Nanda
12 Ananda Putri Safitri
13 Anditia Nurul
14 Anindita
15 Aniskurlillah
16 Anjar Retno Rahayu Lestari
17 Annisa Rachma Hakiki
18 Annisa Sabilla
19 Atikarahmawati
20 Aulia Khalil Hardiansyah
21 Auliya Rahmi Ritonga
22 Aviva Anggraeni
23 Ayu Rindy Tristanti
24 Azka Mahfudh
25 Bandi
26 Bella Aulia Lesmana
27 Bella Havana Yushindiyanti
28 Bernanda Glory
29 Betharia Selviana
30 Btari Rizki Ardiani
31 Bunga Ulin
32 Cahyo Ning Lestari
33 Cecep Jumadi
34 Cyndy Cyntia
35 Dede Riyan Mulyana
36 Delfi Kiranti Atmasari
37 Dennisa Awwalia Harahap
38 Desy Cristalia
39 Detyani Aulia Malik
40 Dewi Jayanti
41 Ditta Fania Budianti
42 Eka Puji Asih
43 Elma Sukma Nugraha
44 Elok Rosikhotul Fawazah
45 Elsa Dilla Hurnia Sari
46 Enie Vita Sari
47 Fajar Arief utomo
48 Faridhatun Nikmah
49 Febhy Syafri
50 Fera Ayu Mutikasari
51 Fiana Shohibatussolihah
52 Firda Abdillah
53 Fitri
54 Fitri Alkhomah
55 Fivi Dieniyanti
56 Gesti Puspitasari
57 He Nawa
58 Hesti Maharani
59 Hesty Anggrayani
60 Hilda Fauzi
61 I Gusti Ayu Maria Rosalina
62 Ika Maulida Octafi
63 Ika Sri Hardyanti
64 Ita Yunita
65 Ivan Agastya
66 Iven Ferina Kalimata
67 Izzah Uswatun Nisa
68 Jawahir
69 Jeri Lorenza
70 Jezika Fauzela Anantisa
71 Jyesta Rajnikanyaka
72 Keumala Andayani
73 Lana ‘Aisyu El Su’ada’
74 Legiyani Dewi
75 Lilin Diah Ardianti
76 Lina Sugiarti
77 Luluk Eka Wardhanni
78 Lutfiaida Karimah
79 Marisa Hardina
80 Mastina Nova
81 Mazaya Nisrina Minhalina
82 Melisa Tristie Angelina P
83 Merinda Lounita P
84 Miftah Nurul Azhima
85 Mita Fauziyah Istiqlaliyah
86 Moch. Muzayid Chasbullah
87 Moh. Dawam
88 Muhammad Nizar Zulmi
89 Muhammad Yunus
90 Muhammad Yusron
91 Nada Cahyatama Rochandra
92 Nadia Ayunda Putri
93 Nadia Salvira
94 Nafisah Febby
95 Naufal Riyandi
96 Nida Yunita
97 Niky Ayu Lestari
98 Nina Murni Indriati
99 Niswahul Uliyah
100 Novita Rahmayanti
101 Nur Rahmah Amin
102 Nur’aini
103 Nursyaidah Mutmainnah
104 Nurul Amirah
105 Nurul Aprianti
106 Nyawiji Ayu Purwaningsih
107 Olviani Puspita Sari
108 Putri Ramawati
109 Qonitah Ghoniyyah
110 Qorry’ Farida
111 Qurratul Ainiyah
112 Rahma Khoirunnisa El Fahmi
113 Rainna Clara Rahmawati
114 Ramadani Ninis Lailiyah
115 Ratih Khairun Nisa
116 Ratih Nur Azizah Januastuti
117 Rawin Kumar
118 Reni Nuryati
119 Resti Nuraeni
120 Rifka Yesica Simbolon
121 Rifna Merisha
122 Rini Budiarti
123 Rizka Wulandari
124 Rount Maulero
125 Safa Alya Nabila
126 Sandy Anggur Pertiwi
127 Shafa Nur Falikha
128 Shinta Sri Wijayanti
129 Sigit Wibowo
130 Silmi Amiruna
131 Silvia
132 Siti Zulia Agustina
133 Sofi Septiani
134 Sri Astuti
135 Sulistia Ningsih
136 Syaumi Khoirun Nisa
137 Tegar Rimbara
138 Tiara Hasna Salsabila
139 Tiara Qotrunada Puspitasari
140 TM Farhan Algifari
141 Umi Nur Hidayati
142 Vinda Adya
143 Vinny Shoffa Salma
144 Viola
145 Yasmin Aldira
146 Yuli Yanti
147 Yusril Eza

Mohon konfirmasi segera ke PJ Event, yaitu Kanana Ibra (WA: 089604352134) jika ada kesalahan dalam penulisan nama.
Ada beberapa peserta yang tidak kami cantumkan, dikarenakan tidak memberikan format jelas dalam subjek email ataupun file naskah, tidak melampirkan file naskah, atau mengirim naskah melewati tanggal 30 April 2017 (Deadline).

Saat ini seluruh cerpen sedang dalam proses penjurian dan penyeleksian naskah terbaik yang akan dibukukan. Syarat dan ketentuan cerpen berlaku. jumlah naskah yang akan dibukukan bisa saja berubah, bisa berubah menjadi kurang dari 50, itu tergantung dari konten cerpen, unsur-unsur cerpen, berikut juga format penulisan naskah yang tepat.

Jangan lupa, ya, info pemenang lomba dan naskah terpilih (untuk dibukukan) akan diumumkan tanggal 15 Mei 2017.

Salam Hangat dan Cinta,
Fiction Project Community.

Uncategorized

Sastra Suargaloka

Hati kita terikat
Bersemayam dalam kelikat
Dia berdiri gagah
Tersenyum merekah

Menyisi kuasa bersejarah
Transformasi avontur beribadah
Gerah menjerahap keringat dalam gemulai sastra
Kehidupan menanti, berasosiasi di bawah pancaindra
Kitalah Dewa-Dewi, hendak berbicara

Cinta kita lestari
Simfoni kalbu teguh dalam alam bestari
Tampak cantik dan terbuai pesonanya
Manis bibirnya
Seperti air madu pada sungai yang mengalir luruh
Dalam dadanya, ada kedamaian menyuluh
Amarahku luluh

Uncategorized

[Sajak] Kami Datang

Kami datang
Untuk menyambut petang dengan hati yang terbelah
Oleh pisau yang menumpul dan berkarat
Telinga kami mungkin sudah tuli
Dan kepala-kepala yang tidak berdosa mungkin t’lah dipenggal
Sebab mereka dicurigai

Darah-darah tak pernah henti menetes
Dari sisa-sisa kenangan
Yang dihantarkan udara
Mengenai bau amis yang mengumpat di bawah rerumputan
Sungguh aroma yang menyulut pemberontakan

Sudah ratusan tahun kami merindukan jasad nenek moyang kami, percuma saja
Meski kami bergotong-royong
Berbicara hingga mulut mencong
Jari-jari terpotong
Dan gigi kami ompong
Sejarah tak ‘kan pernah datang menghampiri-memeluk-merayapi tubuh kami

Kami datang
Karena waktunya t’lah tiba
Untuk melantunkan ayat-ayat suci
Hingga mulut kami terasa kering

Kami datang
Dalam malam yang lengang
Kami bukan pahlawan
Tapi hanya mencari keadilan

Uncategorized

UPDATE 21 April 2017: Nama Peserta Lomba Menulis Cerpen “Sisi Lain”

Halo, sahabat pena yang hebat dan kreatif. Berikut adalah nama peserta yang sudah mengirimkan naskah cerpen terbaiknya:

1. Afendra
2. Ana Risma Nanda
3. Atika Rahmawati
4. Rahmi Ritonga
5. Elma Sukma Nugraha
6. Elsa Dilla Hurnia Sari
7. Fajar Arief Utomo
8. Fiana Shohibatussolihah
9. Fivi Dieniyanti
10. Ita Yunita
11. Legiyani Dewi
12. Mazaya Nisrina Minhalina
13. Muhammad Nizar zulmi
14. Nadia Salvira
15. Naufal Riyandi
16. Novita Rahmayanti
17. Nyajiwi Ayu Purwaningsih
18. Qonitah Ghoniyyah
19. Reni Nuryati
20. Rifna Merisha
21. Sigit Wibowo
22. Silmi Amiruna
23. TM Farhan Algifari
24. Umi Nur Hidayati
25. Vinny Shoffa Salma
26. Yasmin Aldira
27. Yuli Yanti

Salam hangat dan cinta,
Fiction Project Community

Uncategorized

Aku Bukan Siapa-siapa

Aku bukan siapa-siapa bagimu
Memang bukan siapa-siapa
Enggan berkata, namun ini adalah sebuah elegi kesedihan
Haruskah aku berpura-pura tak melihat, sedang kau persis menghujaniku dengan kerinduan
Badan kita yang dipisahkan oleh doa demi doa
Untuk kesekian kali wajah kita dihadapkan menuju negeri antah berantah
Bersumpah serapah
Menelaah keangkuhan dalam mengakui denyar-denyar amarah yang membuncah
Pembuluh egoku pecah
Mencecap ubun-ubun hingga jentikku
Dan dipersembahkan demi kedamaian langkah kita masing-masing

Aku bukan siapa-siapa bagimu
Masih bukan siapa-siapa
Mungkin kelak kita akan menganggap kalau ini adalah persetubuhan emosi
Sampai watak kita melunak menggayut lincah dalam mimpi-mimpi kita yang bersebelahan
Sampai syair yang kita embus terserap sebagai kenangan yang melukai hati
Sebab masa depan t’lah menertawai masa lalu dari kejauhan
Aku malu, sangat malu
Sebab aku bukan siapa-siapa di kehidupanmu

Lalu saat itu aku memadamkan percakapan kita
Sejenak, namun pasti
Membayar hutang rasa yg kita tebar tanpa makna
Entah cinta, atau kebodohan
Menjadi serba biasa
Dan kita melanggar untuk tidak bertatapan rasa
Juga perbarui seluruh prasangka
Apakah mesti kuceraikan kecemasan dan air mata ini?
Padahal aku tak pernah menolak jika ruhmu adalah takdir bagi perjalananku yang berjarak
Biarlah aku menjadi bukan siapa-siapa bagimu
Tetaplah begitu…
Bukan siapa-siapa

Uncategorized

Selamat Petang

Senja larik menukas kisruh karuan
Aku hening tertindas masalah jemu-jemu layu
Di dalam kamar, di bawah tempurung hujan lambai
Aku rapuh gentar menghela nafas parau

Gitar kudekap
Dawainya kugerai agar terdengar semampai
Aku lagi-lagi dibuat menjalar di atas tikar yang setiap helainya lembut terlerai

Ini jiwa, ini sampah
Manakah yang benar?
Manakah yang palsu?
Surga hanya terbuat dari serpihan kebaikan
Dan neraka terjerembab menyibak halai-balai para pendosa

Bestarilah seperti bunga yang mekar
Di garis yang kuketahui hanya sebuah makar
Karena penindasan
Tak berujung sumbang, berkayuh parang
Hari ini, kuucap, “Selamat petang.”